Halo readers,
Sudah lama sekali saya tidak menuangkan isi pikiran di sini, ya. Saya akui, semenjak bekerja, saya jarang sekali mendapatkan ide untuk ditulis. Tentu saja, saya tidak bisa menuliskan tentang pekerjaan saya atau hal-hal seputar pekerjaan saya mengingat saya tidak mau kena kasus pelanggaran hak pribadi seperti yang dialami teman saya sebelumnya.
Kebetulan sekali, kali ini ada topik yang menarik untuk dibahas. Yaitu tentang pencuri identitas. Berawal dari topik bahasan di Quora mengenai salah satu penggunanya yang terbukti mencuri identitas, saya jadi teringat lagi peristiwa beberapa tahun yang lalu. Tepatnya di sekitar tahun 2012 hingga 2014 (kalau tidak salah), saat saya masih belagu karena baru saja pindah di Jepang.
Mari kita bicarakan mengenai kasus yang terjadi di Quora terlebih dahulu.
Berawal dari sahabat kesayangan saya, Mas Hairi yang meminta saya untuk melaporkan akun si Mbak tersebut akibat mencatut foto anak dari teman Mas Hairi yang diaku sebagai foto kecil dari si Mbak itu. Lalu, rupanya, banyak sekali penghuni Quora yang menemukan kejanggalan dari berbagai jawaban dari si Mbak tersebut.
Saya sengaja tidak menyebutnya sebagai Mbak Galuh, karena setelah ditelusuri, kredensial Mbak ini sebagian mencatut dari profil Mbak Galuh Candra Kirana dan dimodifikasi. Hanya berbeda wajah yang ditampilkan saja.
Mari kita bahas sejenak.
Galuh Kirana ini benar adanya. Dengan profil yang ditampilkan, itu benar ada orangnya. Bahkan gaya foto yang di pakai si Mbak ini mirip dengan Mbak Galuh Kirana Anindhita tetapi sayangnya, Mbak Galuh Anindhita mempunyai profil yang berbeda.
Tetapi, saya yakin, dan banyak orang yang meyakini, bahwa yang menggunakan profil Galuh Kirana di Quora pasti bukanlah kedua Galuh yang asli tersebut.
Kita putar mundur ke tahun dimana saya masih menjadi seorang mahasiswa yang belagu.
Saya sempat mengikuti permainan dari dua orang gadis Bali yang mengaku kepada salah satu teman kuliah saya sebagai anak blasteran Jepang-Bali. Awalnya saya percaya, karena memang saya sendiri mempunyai beberapa teman blasteran Jepang-Bali.
Lalu kemudian, saya menjadi curiga. Saya melakukan identifikasi. Bahkan tadi pagi buta, saya sempat harus membuka akun Facebook saya yang lama
Berikut adalah profil salah satunya. Dia mengaku bernama Miyoko Tanoshita dan bekerja sebagai kru NHK di Hongkong bersama dengan fotografer Kai Wong.
Kai Wong adalah sosok asli, dan memang ada jika dicari. Tetapi, sosok wajah dan profil yang dicuri oleh Miyoko Tanoshita adalah sosok dari seorang teman kerja dari Kai Wong itu sendiri, yang bernama Alamby Leung. Bandingkan foto yang diposting oleh Alamby pada twitternya di tahun 2013, kemudian diaku oleh Miyoko di tahun 2014.
Miyoko Tanoshita tidak tanggung-tanggung, dia membuat banyak sekali "akun profil" keluarganya. Seperti adiknya, sepupunya dan sebagainya untuk menunjukkan keabsahannya dalam bercerita.
Kecurigaan saya pertama adalah datang dari profil temannya yang bernama Akemi Sato. Saya telusuri tidak ada lagi. Tapi saya masih ingat, ketika dia mengunggah fotonya dan diakunya bahwa dia sedang ada di rumahnya di Jepang. Saya langsung tahu bahwa dia berbohong. Dari apa? Dari ini.
Betul. Dari hal kecil bernama colokan. Yang terpampang di bagian belakang foto dirinya adalah colokan khas Indonesia. Mulai dari situ, saya menjadi kepo akan kebohongannya, sampailah pada sosok Alamby leung juga.
Tapi, saya sengaja diam dan memilih tidak memberi tahu teman saya. Takutnya nanti malah saya dikira belagu mentang-mentang tinggal di Jepang, gitu. Cuma, saya perhatikan saat ini dia sudah tidak berhubungan dengan orang-orang tersebut. Syukurlah.
Pencuri Identitas
Ngeri sekali jika kita melihat dua contoh kasus pencuri identitas. Kita tidak tahu siapa sosok dibalik sosok yang ditampilkan, apa tujuannya sebenarnya, dan alasan dibalik kelakuannya itu.
Siapa yang akan dirugikan? Tentu saja sosok asli yang diambil profilnya tersebut. Bagaimana apabila Mbak Galuh yang asli suatu saat bertemu dengan salah satu penghuni Quora, lantas dikecam bahwa Mbak Galuh belum pernah tinggal di Jerman saja lantas menjawab pertanyaan seputar Jerman dengan sok tahu. Padahal Mbak Galuh tidak merasa berbuat seperti itu.
Bayangkan, apabila profil orang yang dicuri lantas kemudian sedang melamar pekerjaan, lalu ditolak karena masalah yang dia sendiri tidak pernah tahu.
Di era digital saat ini, ketakutan terbesar saya adalah jika ada orang yang mencuri identitas saya, saya pribadi benar-benar takut. Karena, sebagai seorang yang single dan belum menikah, juga belum punya pekerjaan tetap, saya masih ketakutan dan tidak mau repot terkena masalah yang bukan karena ulah saya.
Readers, berhati-hatilah. Jangan sampai identitas kita dicuri oleh orang lain. Bukan hanya itu, janganlah sekali-kali menjadi seorang pencuri identitas. Berbanggalah dengan apa yang kamu miliki sekarang, dan bertanggungjawablah atas apa yang kamu perbuat sendiri.
Saya pun demikian, meski saya tidak punya apa-apa dan sempat viral hingga dikecam, dibuli, bahkan masuk koran digital sejenak
Akhir kata, berhati-hatilah.
EmoticonEmoticon