Bang toyib sudah kalah sama saya. Dia cuma 3 kali puasa 3 kali lebaran, saya 4 kali puasa 4 kali lebaran nggak pulang2. Keren ya saya. Tahun ini, lagi2 saya harus merayakan lebaran di Gifu. Nggak kemana2 juga. Alhamdulillah masih diberi kesempatan menikmati secangkir es buah, semangkok opor ayam. Namun yang lebih melegakan adalah, kuasa Tuhan masih memberi kesempatan saya untuk hidup.
Lebaran kali ini, dengan beberapa orang baru, dan beberapa orang lama. Dengan suasana yang masih sama seperti tahun2 yang lalu. Puasa Ramadhan sebagai minoritas yang harus tahan jika teman2 lab memanggang sesuatu atau memanaskan makanan. Ketika hari panas, harus bisa tahan ketika melihat anak2 sekitar menikmati dinginnya es krim yang menggoda. Buat kami disini, pakaian mini bukan sesuatu yang merangsang nafsu. Namun panas dan teriknya hari dipadu dengan tekanan penelitian membuat puasa kami sangat berarti.
Yang speseial pada lebaran ke-4 ini adalah datangnya angin ribut dan hujan deras yang menghajar jepang. Kebetulan Thypoon yang diberi nama Nanka sedang melewati jepang, sehingga tak terelakkan, daerah kami, yang meski bukan pusat thypoon tapi kena imbas hujan deras dan angin ribtnya. Nggak kebayang kan daerah yang dilewati pusat thypoon seperti apa. Bersyukur saya tinggal di Gifu. Tapi, hal itu tetap saja membuat tangan saya sakit karena harus mengayuh sepeda sambil memegang payung ketika berangkat shalat ied. Alhasil, payung saya tak bisa lagi menahan angin dan terbalik begitu saja. Yah, payung 1000 yen ku akhirnya berakhir juga di bak sampah :(
Setelah sampai di dalam masjid, lega sekali, disambut warga muslim lainnya. Komunitas muslim di Gifu sendiri sangat banyak. Dan lebih dari 20% nya adalah orang jepang sendiri. Di dekat Gifu University, ada masjidnya loh. Dengan bentuk yang benar2 seperti masjid. FYI, hanya beberapa masjid di beberapa kota saja yang berani membentuk bangunannya benar2 bangunan masjid. Salah satunya adalah di Masjid Kobe dan Tokyo. Selebihnya, bangunannya hanya berbentuk bangunan biasa. Tapi apalah arti bentuk bangunan, yang penting masjid itu akan selalu hidup bila banyak yang mengunjunginya untuk beribadah, bukan?
Untuk komunitas Indonesia sendiri, setelah shalat ied, kami diundang open house di rumah salah satu keluarga yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Gifu, Pak Fauzy Ammari sekeluarga. Kemudian siang harinya, saya pamit ulang duluan karena ada diskusi dengan dosen pembimbing saya. Dan...baru juga hari lebaran sudah kena damprat lagi hehehe. Tapi, sore harinya, terhibur dengan acara halal bihalal yang diadakan PPI Gifu bertempat di Yanagido Kaikan, Gifu University.
Nah, kali ini, saya ingin berbagi keceriaan selama lebaran dengan kalian semua.
|
Suasana menjelang shalat Ied |
|
Suasana di bawah, di area laki2 setelah shalat Ied |
|
Yang namanya orang Indonesia, nggak afdol kalau nggak wefie |
|
Suasana di area wanita setelah shalat Ied |
|
Another wefie |
|
Selalu wefie |
|
Wefienya gadis2 PPI Gifu |
|
Suasana halal bi halal di rumah Pak Fauzy Ammari |
|
Hidangan yang dimasak sendiri oleh Bu Nunuy, istri Pak Fauzy. Opor ayam, ayam goreng, acar, kerupuk. Ibu masak dari subuh loh |
|
Suasana persiapan halal bi halal di Yanagidu Kaikan, Gifu University |
|
Entah apalah ini artinya |
|
Akhir kata, saya mengucapkan Taqoballahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Mohon maaf apabila ada salah tulis, salah persepsi dan salah arti. Semoga Allah selalu memberikan limpahan ampunan dan rahmat pada kita semua |
EmoticonEmoticon