Seperti janji saya waktu lalu, maka kali ini saya akan membahas mengenai alasan2 mengapa orang melakukan kecurangan dalam penelitian. Dan berhubung sesuai dengan tugas diskusi kelompok saat kuliah kemarin, saya mencoba mengingat dan merangkum hasil diskusi dan pendapat dari masing2 peserta kuliah tentang Research Misconduct yang saya hadiri beberapa waktu yang lalu.
Pada kesimpulannya, terbagi menjadi beberapa alasan utama mengapa para peneliti pemula, seperti saya, banyak melakukan kecurangan.
1. Uang / Dana Penelitian
Tidak dipungkiri lagi, bahwa di dunia penelitian, pun ibarat seperti bisnis. Sebuah penelitian diumpamakan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi, hasil penelitian akan berguna bagi keberlangsungan pengetahuan dan kegunaannya untuk hajat hidup orang banya. Di sisi lain, penelitian kadangkala dijadikan lahan bisnis demi meraup sebesar2nya dana, tentu saja demi keberlangsungan hajat hidup tim penelitinya. Tidak munafik, kami juga manusia yang butuh hidup juga.
Tapi, untuk mendapatkan dana itu tidak mudah. Kadang kala, para peneliti di sebuah institusi atau universitas harus secara terus menerus menerbitkan hasil penelitiannya ke dalam jurnal ilmiah. Biasanya ada limit nya, misalkan minimal 4 paper dalam 1 tahun. Dan waktu itu berjalan sangat cepat pada dunia penelitian. Maka dari itu, terkadang, untuk memenuhi syarat tersebut, peneliti pemula melakukan berbagai cara untuk memenuhi tujuanya tersebut.
2. Reputasi
Bak selebritis, semakin banyak sinetron, maka semakin dikenallah dia. Maka peneliti pun begitu. Semakin banyak menerbitkan paper, maka semakin terkenallah dia. Otomatis, jika semakin terkenal, tawaran kerjasama akan mengalir lancar. Kembali lagi ke poin pertama, dengan lancarnya kerja sama, maka keuangan pun akan mengalir seperti sungai. Terkenal, banyak uang, banyak proyek, siapa sih yang nggak mau?? Namun, kembali lagi, kapasitas para peneliti pemula belum begitu terasah jitu, maka yang terjadi adalah, bila dia tidak bisa mengekang keinginan untuk punya posisi bagus dalam waktu singkat, maka dia tidak bisa menghindar dari godaan melakukan kecurangan.
3. Tekanan
Ada berbagai macam tekanan yang orang awam tidak ketahui dari kami, para peneliti gadungan pemula. Tekanan dari kampus, keluarga, rekan kerja, bahkan dari kekasih bisa juga menjadi pemicu untuk melakukan kecurangan loh. Contohnya saja, yang saya alami saat ini. Saya dalam masa tekanan dari sekolah untuk menerbitkan 2 paper selama masa studi, 3 tahun. Kalau nggak, maka saya tidak bisa lulus dan harus membayar biaya perpanjangan kuliah. Belum lagi, tekanan dari keluarga yang menginginkan saya cepat lulus dan cepat dapat kerja biar nggak ngrepotin orang tua lagi. Ditambah tekanan dari teman2 yang dengan reseknya nanyain kapan kawin terus. Kemudian tekanan dari pacar yang ngajak nikah terus tapi nggak mau LDR. Jika saya tidak tahan dengan semua tekanan itu, bisa saja saya melakukan kecurangan untuk membuat cantik data dan tulisan saya sedemikian rupa sehingga lolos dari peer review jurnal, dan saya lulus dengan cemerlang. Namun apakah itu baik??
Para peneliti tua profesional pun tidak luput dari tekanan loh. Ada gambar bagus dari PHD comic soal sindiran tentang tekanan dalam penelitian. Dimana dalam penelitian, mereka harus tunduk pada atasan. Terkadang ekspektasi ketinggian dari atasan juga bisa membuat mereka stress dan memutuskan jalan pintas dengan melakukan kecurangan.
Sumber: www.phdcomics.com by: Jorge Cham |
Di dunia ini tersebar jutaan institusi dan universitas dengan jenis keilmuan yang sama persis. Hal ini ibaratkan pelajaran dasar2 agronomi tentang persaingan pada tanaman. Dimana satu petak tanah 1 x 1 meter, jika ditumbuhi banyak tanaman, maka yang terjadi adalah kompetisi atau persaingan dalam mendapatkan sinar matahari, nutrisi dan air. Maka seperti itulah kondisi keilmuan di dunia ini. Secaara tidak langsung, persaingan ide menjadi sebuah hal yang lumrah dalam dunia akademis. Maka kita dituntut untuk sesegera mungkin menerbitkan hasil penelitian, sebelum orang lain dari belahan dunia yang lain menerbitkan ide atau penemuan yang mungkin saja bisa sama.
Maka dunia akademisi juga tidak luput dari lahan bisnis. Bersaing mendapatkan dana penelitian pun juga tak luput dar kegiatan para peneliti tua profesional. Maka, tak jarang peneliti melakukan kecurangan untuk meraih apa yang menjadi tujuannya.
5. Kesalahan dalam Manajemen Penelitian
Alasan ini banyak sekali macamnya. Misalnya saja seperti:
- Tidak mempunya kepercayaan diri untu menulis dalam gaya bahasanya sendiri. Hal ini memicu peneliti untuk melakukan tindakan plagiarism.
- Secara sengaja atau tidak sengaja mencantumkan atau memakai gambar atau karya orang lain tanpa mencantumkan sumbernya
- Kurang adanya komunikasi dengan pembimbingnya
- Metode penelitian yang gambling dan tujuan yang kurang jelas, kadang memicu peneliti untuk melakukan tindakan falsifikasi.
Nah itu lah beberapa alasan penting yang membuat peneliti abal2 pemula,seperti saya, ini melakukan berbagai tindak kecurangan. Mungkin ada dari kalian yang pernah punya pengalaman? Ada alasan lain misalnya? Boleh loh ditambahkan :)
Ok, setelah ini, saya akan membahas mengenai cara2 mengatasi kecurangan dalam penelitian. Tappi sebelumnya, saya mau buat laporan mengenai kecurangan dalam penelitian dulu yaa....deadline nih hehehe.
EmoticonEmoticon