Prolog
Suasana bandara terminal keberangkatan luar negeri terasa ramai pekan ini. Banyak orang berlalu lalang dengan koper mereka. Tak sedikit pula orang tua seakan berat hati melepas kepergian putra putrinya. Atau pun suami yang melepas istrinya. Atau kisah dua sejoli yang akan berpisah sebentar lagi. Bandara, adalah tempat dengan segala perasaan sedih dan bahagia yang melebur dalam satu tempat.
Seorang gadis berbaju kuning gading dengan tas selempang kecil berwarna kuning bergambar pikachu, berjalan merenung dan memandangi layar handphonenya. Di tangan kirinya tergenggam dompet transparan yang berisikan paspor dan tiket pesawat. langkahnya gontai, sesekali menghela nafas panjang. matanya sedikit berkaca-kaca. Ada ketegaran yang enggan dia tunjukkan melalui raut wajahnya yang cantik.
Tanpa menyadari bahwa jalanan ramai, gadis itu menabrak seorang laki2 seumurannya. Lelaki yang lebih tinggi dari dia. Sebuah paper bag terlepas dari pegangannya, pun begitu dengan dompet dan handphone sang gadis. Mereka berpandangan sebentar lalu cepat-cepat gadis itu meminta maaf. Sang lelaki hanya tersenyum menyatakan bahwa dia baik-baik saja. Lelaki itu merapikan topi dan tas punggungnya. Kemudian mengambil paperbag nya sebelum kemudian melangkah pergi. Sang gadis berjalan menuju ke arah orang tua dan adik perempuan yang telah menunggunya.
" Kakak, lama sekali nukar uangnya" protes sang adik,
"Iya..maaf hehe. Tadi pas di depan toilet sempat tabrakan sama orang"
Kemudian mereka tenggelam dalam percakapan kekeluargaan. Sang gadis akan pergi menuntut ilmu di negeri orang. Untuk pertama kalinya orang tuanya melepas gadis manja itu hidup sendiri.
Di lain tempat, sang lelaki menyadari bahwa ada barang yang bukan miliknya masuk ke dalam paper bag. Dia berbalik arah, mencari gadis manis yang bertabrakan dengannya tadi. Sekitar sepuluh menit berkeliling, akhirnya menemukan gadis itu dengan keluarganya. Dengan sedikit ragu dia melangkah mendekati. Tiba-tiba saja adik si gadis menarik tangan gadis itu menjauh dari keua orang tua mereka. Menariknya ke arah lelaki itu.
Sang lelaki tiba-tiba saja merasa seperti dipukul jantungnya, lalu duduk di sofa membelakangi si gadis dan adiknya. Tanpa dia inginkan, mendapati percakapan mereka.
" Kakak, gapapa kakak berhubungan jarak jauh dengan pacar kakak? Kalian ada terpisah dua benua kak"
Sang gadis tersenyum manis, kemudian mencubit pipi si adik,
" Sayang, kalau jodoh itu tak akan lari dikejar"
" Tapi jika ada orang lain yang menyukainya?" kegelisahan sang adik yang menyiratkan betapa tak inginnya dia melihat sang kakak sedih di negeri orang.
" Jika kakak memang jodoh dia, maka walau sampai kapanpun dia akan selalu ada untuk kakak meski terpisah. Kalau buakn jodoh kakak, berarti ada orang lain yang dipersiapkan Tuhan untuk kami. Kami berpisah, pastilah ada sesuatu besar nantinya"........
Sang gadis menghela nafas berat, kemudian melanjutkan perkatannya...
" there is no coincidence. Because God, is the only one great director, we are just the artist. There is a great scenario for us"
Kemudian mereka saling tersenyum dan kembali ke tempat orang tuanya berada. bersiap untuk keberangkatan.
Sang lelaki tersenyum lebar, kemudian mendatanginya dan menyerahkan pada gadis itu sebuah handphone. Sang gadis mengucapkan terima kasih. Sesaat kemudian dia memasuki gate untuk check in bersama keluarganya.
Sang lelaki memandang kepergian mereka dengan senyum lebar seraya berucap,
" Jika kamu tidak berjodoh dengan kekasihmu saat ini, maka akulah yang akan menjadi jodohmu"
Dibenarkannya letak ranselnya, kemudian berbalik arah menuju ke tempat keluarganya menunggu untuk melepasnya pun pergi ke luar negeri. Tanpa disadari ada sesuatu yang tertinggal dalam tasnya yang tak mereka sadari. Sebuah gantungan handphone berwarna kuning berkarakter pikachu.
Monday, April 21, 2014
Love (Cover) : 1
Artikel Terkait
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon