Yup balik lagi dengan cerita saya disini, masih tentang jalan2 di Kyoto.
Kalau di Part 1 tadi kita sampai di statiun makan siang, nah sekarang kita mulai dengan cerita perjalanan ke Fushimi Inari.
Dari stasiun Kyoto kita naik kereta ke stasiun Inari. Nah ternyata dari stasiun Inari ke Fushimi Inari itu jauuuuh banget. Dan harus jalan sekitar 45 menit utuk sampai ke tempat tujuan.
Fushimi Inari itu salah satu daya tarik khas Kyoto. Ditu adalah jinja merah yang sangaaat panjang, entah seberapa panjangnya, tetapi kami hanya sampai mungkin tidak sampai 1/4 dari panjang jinja tersebut. Disana terkenal dengan dewa rubah berekor 9. Mungkin dari sinilah legenda Kyuubi nya Naruto berasal.
Nah, karena harus jalan jauh, saya yang saat itu pakai highheels gara2 dipaksa dan diancam Zaya menjadi penat. Zaya pinter banget ngancamnya, jadi dia bilang : "Ai, kamu harus pakai dress dan highheels besok, kalau tidak aku gak mau kenal kamu seumur hidup". Hyakdesh!!! itu kata2 menohok sangat, mengingat Zaya itu adalah sahabat terbaik saya, jadi mau tak mau harus menurutinya.
Dan...benar saja, saya benar2 penat dan tak bisa menahan rasa sakit di kaki. Ouuuuhhhhhhh rasanya ingiiin sekali beristirahat, tapi rombongan terus jalan ke depan, dan terhambat gara2 saya sering berhenti untuk meluruskan kaki. Pokoknya perjalanan gak enak banget bagi saya hahaha
Akhirnya sampailah kita pada Fushimi Inari. Whoaaaa rasanya legaaaa. Karena saya benar2 pengeeen banget pergi ke sini. Ciyus lho.
Nah selesai keliling2 di Fushimi Inari, dan tentu saja beli oleh2. Maka kita pulang. Jam 5 tepat kita sudah sampai di hotel. Ternyata kita jadi rombongan terakhir yang tiba di hotel. Huff sempat membuat Kawaguchi sensei khawatir. Masuk hotel, ternyata kita rame2 tidur bareng cewek2 di lantai 2, cowok2 di lantai 3. Ruangannya besaaaar dan sewanya mahal hahaha.
Akhirnya jam 6 kita makan malam. Makannya di ruangan cewek. Makanya koq belum ada yang natain tempat tidur. Dan seperti biasa, saya, Zuhud dan Mbak Ewi diberi hidangan sea food saja, karena tidak boleh makan daging babi, dan daging yg belum halal.
Bagi saya sih asyik saja karena kami dan anak2 jepang bisa menyatu dalam pembicaraan, bercanda dan tertawa ramai2. Namun entah kenapa anak2 cina gak mau nyambung bareng meski kami mengajak ngobrol. Mereka lebih suka bicara dengan bahasa mereka sendiri yang otomatis kami gak ngerti sama sekali. Itu bagian yang paling ga enak pas pergi bareng orang2 cina. Tapi entah kenapa teman saya si Du itu nyempil sendiri karena cuma dia yang mau berkomunikasi dalam bahasa internasional hahaha.
Lepas makan malam, lagi2 saya, Zaya, Du dan Trang berkelana. Para cina pergi sendiri, anak2 jepang pergi ke bar untuk minum2, di hotel hanya tersisa sensei yang katanya menonton televisi bersama pemilik hotel, zuhud dan dai hui yang mungkin pacaran, dan mbak ewi yang katanya mau tidur aja.
Rombongan saya berkelana ke stasiun. Keliling2 mencari Big Eco atau tempat Karaoke yang tersebar di seluruh Jepang (seperti Inul Vista). Tapi ternyata sedang dalam perbaikan. Akhirnya kita mencari ke tempat karaoke lain.
Sialnya di tengah jalan perut gak bisa diajak berkompromi, akhirnya masuklah saya ke toilet hahaha. Setelah itu kami berfoto di atas stasiun Kyoto. Kita foto2 melihat Kyoto Hotel Tower yang tampak seperti Monas bagi saya.
Nah ada kejadian awkward moment nih setelah kita puas foto2 dengan berbagai pose di situ, kita mau turun ke bawah, tujuannya ke tempat karaoke. Di dekat tangga ada orang pacaran, dan pas kebetulan pandangan mata saya tertuju pada tangan si cowok yang ternyata merangkul si cewek dan meremas bagian dada si cewek langsung saya yang saat itu sedang menegak air minum, keselek seketika. Tapi saya masih diam.
Kemudian di tangga waktu mau turun ternyata juga ada pasangan yang sedang habis berciuman. Langsung kita berempat cepat2 turun. Setelah agak jauhan kita menertawakan pasangan tadi dan saya berkata pada Trang apa dia lihat tentang pasangan sebelumnya di dekat tower, dan ternyata dia melihatnya. Du pun juga melihatnya dan kita menertawakan pasangan tersebut. Tapi....owww...rupanya Zaya tidak mengerti apa yg kita tertawakan, dan hingga kami harus menjelaskan sampai berkali2 dan dia akhirnya paham!!! Hahaha benar2 she's still young and pure :D
Dan akhirnya kita sampai ke tempat karaoke. Kita berkaraoke ria selama 1 jam. Hmm....kalau dibandingkan sih..ternyata karaoke di Gifu jauh lebih bagus fasilitasnya dibandingkan dengan di Kyoto. Padahal Gifu itu kota kecil.
Jam 10 malam kita kembali dan kemudian mandi di onsen, kemudian tidur. Kaki sayaaaa bengkak setelah tu hahaa.
Besoknya kita melakukan perjalanan ke kota selanjutnya, Nara.
Tunggu kisahnya dipostingan selanjutnya :D
EmoticonEmoticon