Enam bulan berlalu sejak pertemuanku dengan pria di tengah hujan. Aku bersyukur ternyata Tuhan mempertemukan kita kembali, dalam sebuah ruangan besar untuk pertama kalinya. Kulihat dia memakai setelan jas dan sangat menawan. Kudengar dia menyebutkan namanya, Ryu.
Pertama ku dipertemukan kembali padanya ketika kita berada pada sebuah pemanduan untuk program kami, yang notabene para orang asing di tempat ini. Dia berjalan ke arahku, mengulurkan tangan dan berkata " sudah tidak menggunakan high heels lagi kan? beautiful", aku tersipu malu mendengarnya. Kemudian mata kita bertemu, dan tersenyum, aku hanya mampu melontarkan kalimat "sudahlah jangan dibahas kejadian memalukan itu" dan kita tertawa bersama. Seolah dunia berputar dan kita berhenti pada sebuah titik yang sama, terbebas dari gravitasi.
Ditempatkan pada bidang yang berbeda membuat kita jarang bertemu. Namun seiring berjalannya waktu, kita saling mengenal. Kadang aku mencuri dengar tentangnya dari beberapa temanku. Kadang dia mengucapkan kata2 semangat jika kita berpapasan hanya berdua saja. Dada ini masih terasa sesak saat bersamanya. Ada sesuatu yang memenuhi ruang hati ini. Ada sesuatu yang membuat adrenalinku terpacu hingga jantung ini berdegup sangat kencang saat melihatnya dari kejauhan. Dan senyum ini yang seolah tak menginginkan berhenti setiap mendengar kata2 ataupun candaan2nya saat kita bertemu hanya berdua dalam waktu yang singkat. Aku seperti kembali pada umur belasan tahun, menikmati perasaan ini yang masih terasa sangat manis.
Benarkah ini cinta? Benarkah cinta? Apa dia juga merasakan ini? Ah....aku tak berani menjawabnya. Aku malu untuk sekedar mengungkapkannya.
******
Sebegitu indahkah ini?? Ternyata tidak. Selentingan kabar dari beberapa teman yang kucuri dengar, dia bukan pria baik2 kepada seorang wanita. Dia adalah tipe womanizer yang selalu bermain cinta bersama wanita2 yang dia inginkan. Selalu membawa wanita bergantian untuk sekedar bersenang2 semalam.
Percayakah aku?? Tidak!! Tapi melihatnya sering bersama seorang wanita yang aku tau dia sudah bersuami membuatku sakit. Entah kenapa aku sesakit ini. Cemburukah aku? Ah tidak, tidak ada rasa spesial dengan dia. Hanya memandang dari kejauhan dan dibalas dengan tatapan mata dan senyumnya.
Seperti hari ini, kita bertemu hanya berdua, di ruang pertemuan yang biasa digunakan untuk seminar. Tiba2 saja dia menarikku ke dalam. Dengan ekspresi yang sangat menakutkan. Aku bingung, tiba2 saja dia marah, dengan membawa selebaran sebuah pameran fotografi bertuliskan "Innocent Angel". Melempar selebaran itu kepadaku dengan marah.
" Apa ini? kamu tak pernah mengatakan padaku kalau kamu jadi model di pameran ini. Siapa itu Iwase Takayama? Kamu tak pernah bercerita padaku!!"
Aku semakin bingung dengan kata2nya. "Iwase siapa? Aku tak mengenalnya, Apa ini?? aku tak tahu apa yang kamu bicarakan"
Kulihat dia tidak tenang dan meremas2 selebaran itu kemudian membantingnya ke tempat sampah, dan keluar ruangan meninggalkanku yang bertanya2 ada apa sebenarnya.
Aku memungut selebaran itu. Tertulis dengan font besar : "New Talent : Iwase Takayama - Innocent Angel". Empat gambar diriku tertera dalam katalog gambar yang dipamerkan. Ingatanku tertuju pada seseorang, beberapa kali aku bertemu dengannya membawa kamera besar.
Aku mengejar Ryu, mendapatinya sedang merokok di belakang gedung. Kutarik tangannya, segera ditepisnya. Entah ada apa dengannya.
"Ryu!! Apa2an kamu? Marah2 ga jelas hanya karena seseorang memamerkan fotoku dan aku bahkan tak tahu apapun tentang ini"
Dia hanya diam, menghisap puntung rokoknya dalam2.
"Ryu jawab aku!!"
Dia hanya diam, membelakangi ku dan tenggelam dalam hisapan rokoknya.
" Apa2an kamu? Aku tak suka dengan sikapmu seperti ini. Apa masalahmu?? Aku tak mengerti dengan semua ini. Apa pedulimu dengan ini? Mengganggumu? Aku saja tak merasa terganggu dengan ini"
Dia berbalik, dengan mata merah dan tatapan mata yang menakutkan dia membuang begitu saja puntung rokok yang masih belum ada setengah dia hisap.
" Apa masalahku?? Kamu tanya apa masalahku?? Karena aku peduli. Kamu hanya tau senang kan? Kamu senang kan ada laki2 yang perhatikanmu??"
" Apa yang kamu bicarakan?? Apa pedulimu dengan laki2 yang memperhatikanku??" Aku semakin terbawa emosi dalam pertengkaran yang tidak jelas ini.
" Aku suka kamu!! Kamu tahu ?? Aku suka kamu!!Aku tak suka ada yang memperhatikanmu seperti ini"
Aku terhenyak, tak percaya dengan apa yang dia katakan. Kulihat dia sendiri terkejut dengan apa yang dia katakan.
" Aku...aku...maaf aku tak bermaksud untuk kasar tapi..." Katanya terbata2 dan seakan merasa sangat bersalah.
Aku menggeleng dan entah kenapa aku merasa sangat marah saat itu.
" Bisakah kamu berhenti mempermainkan perasaan wanita??"
" Aku...aku tak mempermainkanmu"
"Cukup Ryu!! Aku tahu siapa kamu, aku tau apa yg kamu lakukan dengan banyak wanita. Jangan pernah mencoba mengambil keuntungan dari perasaanku."
Tanpa sadar air mataku menetes perlahan. Dadaku sesak. Aku memang menaruh hati padanya, tapi melihat sikap dia dengan banyak wanita, membuatku merasa muak. Tiba2 saja dia marah2 padahaku hanya karena seseorang mencuri gambarku dan memamerkannya, tiba2 saja dia mengatakan suka padaku. Dan tiba2 saja hatiku sakit. Sangat sakit
Wednesday, April 24, 2013
Cinta Kita Terhalang Syahadat - Chapter 5, The Fight part 1
Artikel Terkait
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon